Sabtu, 19 Februari 2011

Pameran Kartun Internasional "Going Green"


Berangkat dari  Denpasar pas matahari sudah  tenggelam, sedikit terburu-buru dijalan karena ini adalah hari terakhir Pameran Kartun Internasional "Going Green" di Museum Subak Tabanan. Apalagi saya belum tau lokasi persis museum itu. Sesampainya disana, saya langsung masuk tanpa menghiraukan panggung disebelah kiri, ternyata didalam museum tidak terlalu ramai.

Tentu bukan suatu yang biasa, karena tidak banyak event seperti ini digelar di Bali. Dan yang paling bikin girang adalah masuk kesini gratis! (kapan lagi bisa liat kartun-kartun inspiratif tanpa bayar.hehehe..sampai parkirnya juga gratis cuy). Disana dipajang karya-karya kartunis dari 41 negara yang bertema go green. Membuat saya berniat untuk menanam pohon sesampainya di kos (tapi mungkin hanya akan sebatas niat saja..ahahaha)

Sayup-sayup terdengar tembang dari band legendaris The Beatles, lantas saya putuskan untuk keluar dan bergabung dengan penonton yang duduk diatas rumput sambil melihat pertunjukan. Tak lama kemudian Ketua DPRD Tabanan menyampaikan pidato penutupan yang diakhiri dengan pembacaan puisi. Sambil menyimak, saya sedikit tertarik dengan beberapa orang yang mengenakan kaos bertuliskan "Berhentilah berfikir bahwa dirimulah yang terbaik..", saya pikir itu adalah seragam panitia, ternyata tebakan saya meleset, karena kaos tersebut adalah milik anak angin -sebuah perkumpulan pencinta seni khususnya musik dan sastra yang berlokasi di Tabanan-. Saya tau hal tersebut karena mereka turut berpartisipasi dalam acara penutupan ini, membawakan lagu-lagu dari Iwan Fals dan Kantata Takwa. Semakin malam suasana semakin ramai, saya pikir mereka sengaja datang agak malam agar tidak terlalu menunggu Navicula yang juga ikut mengisi acara penutupan ini.

Dan akhirnya band yang saya tunggu-tunggu naik keatas panggung, NAVICULA. Robi dengan gitar akustiknya menyapa penonton yang masih tetap duduk diatas rumput. Yang menarik kali ini adalah bule disebelah kiri panggung dengan akordeon dipangkuannya. Dia adalah Raoul Wijffels dari One Dollar for Music. jujur ini kali pertama saya menonton Navicula bermain akustik sehingga saya sedikit bertanya-tanya bakal seperti apa nantinya.

Lagu pertama yang dinyanyikan adalah Laut Mimpi yang menceritakan tentang degradasi pantai di Bali Selatan, dilanjutkan dengan single-single andalan mereka diantaranya over konsumsi, everyone gose to heaven, zat hijau daun, kali mati dan terakhir metropolutan. dan satu kata buat band ini. "WOW", bahkan tanpa distorsi band ini tetap tidak kehilangan taringnya. Golden Green Grunge tetap sedap didengar dengan cara apapun. Akhirnya sayapun pulang ke Denpasar dengan perasaan puas.

0 komentar: